AlamIslam.com – Sebagian kita pasti pernah menilai seseorang hanya dari penampilannya saja dan hal tersebut tidaklah salah. Namun karena hal tersebut sudah sangat sering kita lakukan akhirnya membentuk persepsi kita terhadap orang yang kita lihat tersebut. Karena itu dalam dunia barat ada istilah yang kita kenal sebagai “first impression”. First Impression adalah cara membuat orang lain menilai diri kita sendiri pada awal bertatap muka dan berkenalan.
Alangkah baiknya bila kita tak menilai seseorang dari wajah dan penampilannya saja, sebab kita tak mengenal aslinya dia. Terkait hal itu, Nicholas Rule yang merupakan seorang profesor psikologi yang bertugas di Universty of Toronto menjabarkan bahwa seseorang itu akan mengembangkan ciri kepribadian tertentu agar sesuai dengan penampilan dia sendiri. Sebaliknya, kepribadian seseorang itu dapat merubah penampilannya.
Penampilan dan akhlak
Terkait hal tersebut saya punya pengalaman unik seputar penampilan dan akhlak. Walaupun ini terkesan subjektif namun ini menjadi pembelajaran bagi kita semua.
Saat itu saya mengantar istri saya berobat ke dokter spesialis. Yang pertama adalah non muslim, bersalib di lehernya. Namun sangat lembut dan malah memberikan solusi yang terkadang bukan menjadi urusannya, seperti mencari info tambahan yang sebenarnya bukan kewajibannya. Namun ia melakukannya dengan alasan kemanusiaan. Saya bisa bilang dokter ini sangat baik dan ramah.
Kemudian kami dirujuk ke rumah sakit berikutnya, bertemu dengan dokter yang berjilbab pendek, masih ramah dan lembut menjelaskan segala sesuatunya. Hingga kami harus kembali lagi minggu depan untuk check up.
Minggu berikutnya kami ke rumah sakit tersebut dan ternyata dokter tersebut tidak bisa hadir dan harus digantikan oleh dokter berikutnya.
Kami sempat gembira karena saat lewat di depan kami menuju ruang periksa itu ternyata dokternya berjilbab sangat lebar. Istri saya terlihat senang dan sempat mengatakan: “kayak akhwat-akhwat gitu”.
Namun ternyata saat berkonsultasi dokter tersebut berbicara sangat cepat, suaranya nyaring dan terlihat agak judes. Istri pun merasa tidak nyaman.
Terus terang kami seperti merasa tertegur atas kesalahan persepsi pikiran kami: “jangan menilai orang dari penampilannya, seolah-olah yang berjilbab lebar sudah pasti ramah semua!”.
Saya sempat menertawakan diri sendiri dan menyindir istri: “rasain! hehe”.
Jilbab dan perilaku
Wallahu ‘alam.
Penulis: Mirza Husni,S.Pd.I (alumni Universitas Islam Negeri Ar-raniry Banda Aceh)